Menyapa Surya di Khatulistiwa Bersama Sriwijaya Air

05:30

Penerbangan pagi memang selalu menjadi pilihan saya. Selain tawaran harganya yang... kadang-kadang paling murah... dan pas dapatnya paling murah... penerbangan pagi juga hampir tanpa delay. Artinya, kita bisa bebas bad mood dan juga bebas dosa di pagi hari. Hehehe...

Panggilan orangtua kembali ke kampung halamn di Pontianak kali ini karena tante saya mau menikah. Waktunya yang sangat pas dengan masa liburan setelah UAS, bakal jadi penerbangan dengan extra euphoria. Apa extra euphoria kali ini?







Jauh sebelum ayam berkokok, saya sudah menggeret koper dan tas laptop menuju Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta (CGK). Ditambah lagi, titipan oleh-oleh, kali ini tidak begitu banyak jadi nggak bikin telapak tangan merah-merah plus nyeri cantik.

Tepat jam 06.00, sumber suara menggiring saya menuju pesawat udara tanpa garbarata. Tampak dua pesawat siaga di depan, lalu mau naik yang mana?

Petugas menunjuk pesawat yang bertulis "Kasih" dan tulisan "KA" di klep roda.

Yap. pesawat hari ini adalah Boeing 737-400 PK-CKA dari jajaran Sriwijaya Air.




Pesawat mulai bergerak dan ritual keselamatan penerbangan sipil diperagakan oleh para pramugari.
Tampak di foto, Boeing 737-300 PK-CKI dengan nama "Kebaikan"


Tanpa antrian, pesawat melesat ke angkasa. GMF AeroAsia Hanggar 1, 2, dan 3 tampak dari atas.


Sang surya mulai menggeliat ketika pesawat merangkak menuju angkasa.


Pemandangan yang menyejukkan jiwaraga. Terima Kasih, Tuhan.


Indah kan?


Lima menit dari pembagian jatah snack, kotak saya sudah kosong. Maaf, lagi lapar. Hehe. Jadi gak sempat diabadikan.


Pesawat mulai melayang turun dari singgasananya. Ciri khas geografis ketika mendekati Pontianak, daerah Padangtikar.


Muara Sungai Kapuas


Borneo mulai terlihat.


"Nguk!" spoiler sebelah dalam mulai berfungsi menjadi speedbrake.


Terlihat Bandara Supadio. Runway insight!


Flaps mulai dijuntaikan, dan beginilah panorama kota Pontianak dan Sungai Kapuas yang membelah kota.
Sepertinya ini area Pelabuhan Seng-Hie.


Semakin mendekat tanah... landing approach...


Bunggg...Bunggg... Pesawat mendarat lembut di tanah Borneo. Wow, ternyata sedang ada proyek pelebaran landasan.


Yes, ini bukti nyata sudah tiba di Pontianak. Thank God, gak nyasar.


Penumpang Garuda Indonesia sudah lebih dulu turun.

Pesawat akhirnya berhenti dengan sempurna, dan lampu tanda sabuk pengaman dipadamkan. Pintu dibuka. Penumpang satu persatu mulai keluar pesawat.

Tapi, kenapa saya malah santai duduk saja?

Hmm... ada modus rupanya yang terlintas di kepala saya kali ini.

Saya mengekor di barisan penumpang paling belakang, lalu mencapai pintu depan pesawat dan menemui Purser Devi yang bertugas saat itu.
Terjadilah suatu percakapan yang akhirnya membuat Purser Devi membukakan sebuah pintu.

"Silakan Mas Rico.Kep, ini ada yang mau lihat-lihat. Kayaknya mau jadi pilot nih, Hehehe..."




Kapten Agus sangat ramah, sampai-sampai mempersilakan saya duduk di #TheMostWantedSeatInTheWorld


*towel om FO* "Om FO, fotoin ya. Hehehe..."

Setelah puas main-main yoke, akhirnya pamit keluar dari pesawat.
Salam perpisahan yang manis, tapi, ini muka jadi berasa tambah tebel.

Kenapa?

Diliatin orang satu bis yang nungguin saya lhooo...

Terima kasih Kapten Agus dan segenap kru. Ini kali kedua saya boleh main ke kokpit!
Jadi euphoria-nya makin menjadi-jadi.


Demikian laporan saya kali ini.
"Kasih", makasih ya :)

.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
Eh! Itu koper sayaaaaaaa....









You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook

Instagram